Setiap hari, selama seminggu, mulai Ahad sampai Sabtu, shalat 5 waktu anak harus dievaluasi. Apakah mereka shalat di masjid, sekolah, atau di rumah? Apakah mereka shalat sendiri atau berjamaah? Di hari Jumat, bagi siswa, dia shalat dimana, siapa khatib jumat dan apa tema khutbahnya? Semua terekam dalam buku ini.
Monitoring Shalat ini adalah wujud dari pelaksanaan perintah agama. Nabi bersabda, “Perintahkan anakmu shalat di usia 7 tahun, dan pukul di usia 10 tahun (bila meninggalkan shalat).” Hadis ini jelas menunjukkan bahwa anak MI sejak di kelas 1 harus diperintah dan dibiasakan shalat.
Shalat adalah tiang agama. Siswa muslim sehebat apapun, di jenjang apapun pendidikannya, jika tidak shalat, maka agamanya rapuh. Dia tidak akan memiliki kedalaman spiritual dan komunikasinya dengan Tuhan akan renggang. Dan, ini adalah awal kegagalan pendidikan.
MI Tarbiyatul Huda Malang mencoba mengokohkan agama para siswa sejak dini yang diaktualisasikan dalam program Monitoring Shalat. Tentu, keberhasilan program ini selain oleh guru, juga orang tua yang wajib pro-aktif mendorong, memantau dan membiasakan anak-anak untuk shalat.
Tak berlebihan jika Nabi Ibrahim berdoa, “Tuhanku jadikan aku dan keturunannya orang yang mendirikan shalat”. Doa beliau diijabahi Allah. Dampaknya, keluarga Nabi Ibrahim diliputi sakinah, mawaddah dan rahmah. Semua anak turunnya berkualitas, melahirkan para nabi, rasul dan raja.
MI Tarbiyatul Huda Malang melalui konsep HUDA Education berikhtiyar mencetak generasi muslim berkualitas, menyambut Indonesia Emas 2045. Semoga hasil maqsud. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar